Thursday, December 9, 2010

Kalian dan AKU

Bersama. Bukan sesuatu yang selalu indah.

Kalian.

Bukan hal yang mudah. Bukan waktu yang sebentar kuperlukan.

Hanya untuk menemukan kalian.

Tidak mudah bagiku menemukan orang yang ingin mengerti. atau yang berusaha mengerti.



Kalian sperti anugrah. Anugrah di saat ku tak mampu lagi bertahan. Ditengah kesesakan. Tekanan.

Di saat ku mulai membenci semua yang ada dikelilingku. Lingkungan itu. Komunitas itu. Tak sehat memang.

Tak butuh waktu lama bagiku untuk menyadari kalianlah orangnya.

Dan membuka pintu itu lebar-lebar,, setelah menutupnya rapat di hari sebelumnya.

Tak berani mengambil langkah ekstrem. Perlahan kutunjukkan aku.

Mencari tanda-tanda penolakan dari kalian. NIHIL.



Seperti anak yang kelaparan menyambut roti.

Seperti tanah yang kering menyambut hujan pertama.

Aku dengan semangat penuh menikmati hari demi hari kebersamaan itu.

Hari demi hari aku mulai menjadi diriku lagi tanpa perasaan takut dan tak diterima.

Mengingat semua momen penting tentang kalian.

Belajar mengenal karakter dan kebiasaan kalian.

Mungkin kalian tak pernah menyadari.

Betapa senangnya aku atas setiap hal kecil yang kalian berikan untukku.atas setiap kejadian yang kita lalui bersama.

Betapa pentingnya kalian di mataku.



Tapi tak cukup. Aku butuh lebih dari itu.

Lebih dari menjadi sekedar diriku.

Aku tidak ingin sekedar menjadi nyaman dengan kondisi sekarang.

Saat kita menyadari kita semakin dekat.

Saat kita mulai siap tuk melalui nya bersama.

Saat kita mulai saling mengenal mengerti.

Saat kita mulai menyebut satu dan yang yang lain dengan kata sahabat.

Aku BUTUH tuk menjadi lebih dari sekedar pengukir senyum di wajah kalian.

Aku BUTUH tuk menjadi lebih dari sekedar pengisi kekosongan kalian.



Aku menyayangi kalian. Entah sejak kapan.

Sejak kalian mulai mengenalku? Mungkin.

Aku sendiri tak tahu. Sampai ku rasa tak cukup sekedar kata sahabat.

Inginku tuk selalu ada untuk kalian. Mengerti kalian. Mendengarkan kalian

Inginku tuk selalu ada di belakang kalian. Mendukung. Mendorong. Menahan.

Inginku tuk jadi yang kalian butuhkan. Bukan tuk mendapat balasan.

Tapi hanya karna rasa ini.

Tapi hanya karna kalian telah memberiku lebih dari ini.

Pengertian dan Sayang kalian sangatlah cukup bagiku.

Obat terampuh tuk mengusir rasa tertolak dalam diriku.



Tapi aku GAGAL.

Semua usahaku sia-sia. Tidak ada arti.

Aku tak selalu ada untuk kalian. Mengerti kalian. Mendengarkan kalian.

Aku tak selalu ada di belakang kalian. Mendukung. Mendorong. Menahan.

Aku tak mampu menjadi yang kalian butuhkan.

Aku tak mampu menarik kalian naik mendaki.

Bahkan aku tak mampu membuat kalian menyadari kehadiranku.

Untuk apa kita bersama? Untuk berlari bersama?

Kalian bahkan tak mau menerima bantuanku saat tersandung.

Kalian bahkan tak mau memanggilku saat kalian terjatuh.



Kegagalan ini mengejutkan.

Kegagalan ini sungguh menyiksaku.

Kurasa aku tak mampu lagi menjalani ini semua.

Namun bagaimana dengan perasaan itu?

Rasa yang tanpa sadar telah kubangun.

Ini semua membuatku gila!

Aku tak bisa melanjutkan. Ataupun berhenti.

Semua terus berjalan.

Tanpa pernah berhenti tuk menunggu kita.

Aku hanya bisa terus mencoba dan mencoba.

Sampai kalian semua benar-benar mengerti apa yang kubutuhkan.



Satu hal yang pasti.

Kalian memiliki tempat-tempat khusus di hati ini.

Takkan terganti. Dan akan slalu ada buat kalian.

Tertanda,

EMMA.

**Don't take this too serious..**

No comments:

Post a Comment